Rabu, 12 Agustus 2020
( untaian doa dalam pengharapan)
Senin pagi, 10 Agustus 2020, sebuah
berita menghentak; mengagetkan. Antara percaya atau tidak. Saya menghela nafas
dalam-dalam. Apakah makna dari berita ini?
Nada dalam Whats App berbunyi. Saya
baca dan sekaligus saya balas, “ masih di
konfirmasi”. Demikian juga pesan berikutnya, dengan pertanyaan yang sama
dan jawaban yang sama juga.
Saya kembali membaca, sebuah tulisan
dari Pak Sekda. Informasi yang berantai dan telah menyebar. Ini penggalan
tulisanya. “Assalamualaikum wr wb selamat
pagi. Mohon izin menyampaikan beberapa hal yg SANGAT PENTING utk kita semua
jajaran pimpinan dan staf pemda kab waykanan; Bahwa sesuai hasil pemeriksaan
laboratorium atas Swab/PCR tgl 8 agustus 2020 bahwa Pimpinan kita bpk wakil
bupati/pak edwar antoni, Dinyatakan Positif covid19.
“Ya Allah, berikanlah kesembuhan
kepada Ayahanda Edward Anthony, karena Engkau adalah yang Maha penyembuh”. Doa
sangat singkat dan spontan, terlantun dengan suara bergetar.
Sudah tentu, saya juga mengajak
kepada seluruh masyarakat, juga seluruh warga persyarikatan Muhammadiyah, untuk
turut mendokan Ayahanda Edward Anthony, memohon kepada Allah SWT untuk menghilangkan penyakit yang
sedang diderita.
Salah satu doa, yang bisa
dilafadzkan adalah: “Allahumma rabban naasi, adzhibil ba’sa. Isfi, antas syafi, la syafiya
illa anta syifa’an la yughadiru saqoman”. Doa ini bermakna, “Wahai Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit.
Berikanlah kesembuhan karena Engkau adalah penyembuh. Tiada yang dapat
menyembuhkan penyakit kecuali Engkau dengan kesembuhan yang tidak menyisakan
rasa nyeri”. (H.R. Bukhori dan Muslim dari Aisyah RA). (Lihat Imam
An-Nawawi, Al-Adzkar, Damaskus, Darul Mallah, 1997 M / 1391 H, halaman 113).
Sebagai manusia biasa, sifat cemas
adalah sebuah keniscayaan. Sebagai sosok yang sudah mengenal Ayahanda Edward
Anthony, rasa was-was juga selalu ada. Ya, ini adalah sifat manusia biasa. Pun
demikian juga dengan masyarakat Way Kanan dan warga Persyarikatan Muhammadiyah.
Tentu, dalam situasi saat ini,
mendoakan Ayahanda Edward Anthony adalah pilihan logis dan tepat. Sebuah
pilihan dari rasa kemanusiaan dan juga jalinan kekeluargaan. Sebuah pilihan
yang disandarkan hanya kepada Pemilik Seluruh Alam; Allah SWT.
Sebuah keniscayaan juga, bahwa
pandemi belum berakhir. Wabah yang tak terlihat, namun sangat menakutkan.
Keniscayaan itu-pun harus dimaknai dengan sebuah usaha untuk senantiasa menjaga kebersihan dan kesehatan dengan beragam bentuk. Dan, yang terpenting juga adalah,
keniscayaan akan sebuah pengharapan kepada Allah SWT.
Saya teringat, bahwa Ayahanda Edward
pernah berkata untuk penyemangat Angkatan Muda Muhammadiyah, “ ...ya, begitulah cara berperan dalam
masyarakat. berbuat baik kepada masyarakat dengan tanpa pamrih, Insya Allah ada
amal dan kebahagiaan”.
Kami rindu akan kehadiranmu Ayahanda. Kerinduan kepada Ayahanda di tengah-tengah para kader persyarikatan. Ayahanda merupakan sosok yang mengayomi, pemberi semangat, sederhana, low profile, suka membantu dan perhatian terhadap sesama.
“Ayahanda
juga bersabar ya, kami tetap berdoa untuk kesembuhan Ayahanda”. Sebuah untaian
terurai.
Pun demikian, dalam sebuah pesan
dalam WA, ketua PDM juga mengajak kita semua, untuk “menyisipkan” doa setelah
selesai sholat, yang di khususkan kepada Ayahanda Edward Anthony.
“Semoga Ayahanda Edward Anthony
segera lekas sembuh dan dapat bercengkerama kembali dengan kami semua". Aamiin.
Ayahanda, kami tunggu senyuman dan kecerianmu hadir kembali.
Blambangan Umpu, 12 Agustus 2020
By: Munawar
Label: Muhammadiyah Corner