Jumat, 28 Agustus 2020
By: Munawar
Di
kalangan kawula muda Muhammadiyah Way Kanan, pasti mengenal sosok yang murah
senyum ini. Pribadi yang punya beragam talenta. "seabrek" Aktifitas.
Segudang prestasi. Sangat sibuk. Jadwalnya sangat padat. Meskipun demikian,
istri-nya juga tetap satu. he.he."Tipe suami setia", kata bang Lukman.
Namanya
Eko Prasetyo. Nama panggilannya Eko. Namun nama beken nya adalah
"pa'de". Entah siapa yang memulai menyematkan label ini pada sosok
murah senyum. Yang pasti, panggilan " Pa'de lebih populer di angkatan Muda
Muhammadiyah Way Kanan. Sungguh, bisa menjadi joke saat prtmuan terjadi.
Hari
ini, Jum’at, 28 Agustus 2020, separuh waktu ia dedikasikan untuk Lazismu Way
Kanan. Dengan semangat yang membara, Pa'de senantiasa siap berbuat kebajikan.
Memberi dengan apa yang ia miliki. Menyediakan kendaraan untuk membantu.dan
yang pasti, menyediakan waktu untuk berbagi. Memberi untuk negeri, demikian tagline lazismu.
Maka,
tidak heran saat mas Aji Setyoko meluangkan waktu untuk mengkhitan, Pa’de
langsung pasang kuda-kuda "siap". Tanpa harus mempertimbangkan tugas
yang sedang di garapnya. Ya, mas Aji dan Pa’de, sosok dibalik layar suksesnya
kegiatan Jumat berbagi bersama Lazismu Way Kanan. Kalau dalam istilah bang Saripudin,
keduanya merupakan sosok " Pejantan Tangguh",
ala shela on7. He. He
Jumat
ini, 5 anak dikhitan. Kegiatan sosial Lazismu yang di backup Pemuda Muhammadiyah Way Kanan. Kreatifitas berbagi untuk
sesama di wujudkan dalam bentuk sosial. Beruntung juga, mas Aji dan tim nya menyediakan
waktu selepas sholat Jumat. Kombinasi yang bagus, bidang kesehatan dan langsung
turun tangan. Bukan seiring sejalan, kalau istilah ketua PDPM Way Kanan. Sebab
bisa bahaya, sang satu di siring dan yang satu di jalan. Mak pandai sehaluan dalam persepsi bang Darius. He. He.
Kampung
Umpu Kencana, kembali menjadi saksi atas berjalannya program sosial Lazismu Way
Kanan. Sebuah prasasti kebaikan kembali digoreskan. Alam pun menyaksikan
tetesan darah yang di khitan dan peluh keringat para "pekerja"
Sosial. Inilah salah satu bentuk "jihad" Versi Aan Haryadi. Ya, jihad
sosial, meneguhkan kebenaran, berbuat kebaikan semesta.
Tangisan
anak-anak adalah biasa. Meskipun laki-laki, menangis adalah hal yang tidak
terelakkan dalam situasi tertentu. Tangisan tersebut akan berbuah kebaikan dan
sekaligus penanda mengikuti ajaran agama Islam. Karena khitan hukumnya wajib
bagi laki-laki. Dalam posisi ini, satu pertanyaan muncul, apakah saat khitan
dulu, bang Emon dan kang Dadang nangis ya? Entahlah...
Yang
pasti, bukan tangisan anak-anak itu yang menjadikan kegiatan ini nampak ramai. Akan
tetapi, sambutan masyarakat yang luar biasa. Barangkali Pa’de juga tidak pernah
membayangkan tentang animo ini. Antusias kalau meminjam istilah kang Supangat.
Menjadi
kebahagiaan tersendiri, saat Pimpinan Daerah Muhammadiyah datang. Ini bagian
dari support tersendiri. Ibarat kapal
yang hampir macet, membutuhkan tenaga tambahan. Dengan tambahan energi itu, menjadikan
suasana bertambah semangat. Terlebih lagi Pa’de selalu sibuk dengan jepretan kameranya.
Entah moment mana yang menariknya.
Terimakasih
Pa’de. Semoga kiprahmu mampu menginspirasi kawan-kawan. Menginspirasi bahwa ini
adalah gerakan bersama persyarikatan Muhammadiyah. Memotivasi agar mau
menjenguk sambil ngobrol kesana
kemari. Dengan begitu, rasa memiliki persyarikatan akan tumbuh secara perlahan.
Terimakasih
juga para Muzakki atau donatur. Sekecil apapun infaq yang telah diberikan, Insya
Allah sangat membantu. Demikian juga mas Aji dan tim medis, terimakasih, semoga
Allah SWT memberkahi selalu.
Pa’de,
tetap semangat ya. Ajak kawan-kawan lain juga semangat berfastabiqul khairat. Yakin
saja pa’de, label yang di berikan akan selamanya menyatu bersama motor
itu.he.he.
Label: Muhammadiyah Corner