Pages

Minggu, 16 Agustus 2020

Selamat Jalan Ayahanda...





Seakan tak percaya, kabar itu datang berulang. Sebuah kabar saat matahari akan menampakkan sinarnya. Pada pagi, saat embun belum pergi meninggalkan jagat raya. Pada pagi, saat kicauan burung menyambut hangatnya mentari.

Betapa menyayatnya berita pilu itu. Berita yang tidak pernah diinginkan untuk didengar. Berita pilu, teramat pilu. Ayahanda, Engkau telah perpulang.......

Tetesan air mata, tak mampu ku redam. Tetesan air mata berulang hadir dipelupuk mata kesedihan. Air mata duka, air mata kesedihan, air mata perih yang membuncah. Engkau telah kembali.......

Jiwa yang menjadi milik-Nya, telah meninggalkan sepenggal cerita. Sebuah cerita tentang kecerian; sebuah melodi kebaikan; sebuah hikmah keteladanan dan sebuah nilai perjuangan.

Hati pilu saat mentari terus beranjak. Melukai hati yang tersayat luka. Menggores nadi kesedihan pada air mata yang terus menetes.

Ayahanda, engkau telah berpulang.......
Ayahanda, engkau telah kembali.......

Engkau telah perpulang, meninggalkan sejuta dukacita.
Engkau telah kembali, menghadap sang Ilahi.

Ayahanda, kepergianmu begitu cepat. Pergi meninggalkan deru debu kehidupan. Pergi untuk tidak kembali lagi. Berbaringlah dengan tenang, wahai Ayahanda. Berbaringlah dengan senyuman, duhai Ayahanda. Doa kami senantiasa mengiringi ditempat peristirahatan terakhirmu.

Bendera merah putih berkibar setengah tiang. Angin sepoi melambai dengan irama kesyahduan. Melambai mengiringi duka ibu pertiwi.

Selamat jalan Ayahanda.......
Semoga diperistirahatan terakhirmu, cahaya Ilahi menerangi singgasanamu.

Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.
Allaahummaghfirlahu warhamhu wa’aafihii wa’fu anhu.

Blambangan Umpu, 16 Agustus 2020
By. Munawar

 

1 Comment:

  1. Sarah Khadijah said...
    INNALILLAHIWAINNAILAIHIROOJIUN

Post a Comment