Pages

Minggu, 23 Agustus 2020

LEGACY


Oleh:  INDRA ZR


"Cendikiawan itu  adalah orang yang bekerja untuk kemashlahatan orang banyak tanpa membeda bedakan, cendikiawan itu manusia yang menggunakan akal fikirannya untuk kepentingan kemanusiaan "  BJ. Habibie

Blambangan Umpu 16 Agustus 2020,  cuaca  pagi cukup hangat suhu berkisar 27 derajat celcius, dengan kecepatan angin 11km/perjam dengan visibilitas merambat dari 9 KM menuju 12 KM, cerah namun tertutup awan, peralihan musim dari basah ke kemarau khas iklim daerah river basin. Demikian laporan satelit cuaca dalam pengamatan pagi itu. Bendera merah putih berkibar kibar ditiup hembusan angin kering  menuju barat daya yang kering khas benua Australia.  Esok ada janji dengan bapak, setelah upacara kami akan diskusi ringan tentang sebuah buku, bapak selalu memprovokasi saya dengan buku. Bapak adalah salah seorang yang mungkin orang tidak banyak tahu bahwa bapak kolektor buku-buku langka. Jika ada waktu luang hingga dini hari bapak sering bincang bincang tentang buku buku klasik semisal karya L. Stoddard, JC. Maxwell bahkan dengan papan tulis tak canggung menyusun kurva kurva 'ala' Fukuyama. Bahkan sekali kali "nyerempet" Pemikiran Yuval Noah Hararie. Bapak penyuka  hipotesa Kualitatif yang detail.

Pagi itu... Pukul 05.18 membaca "broadcast" berita tentang wafatnya bapak. Bapak pergi menghadap pencipta "kitab semesta", hati ini guncang, duka mendalam bagi saya dan hampir saya pastikan begitu banyak orang merasakan hal yang sama dengan saya.

Dr. Drs. Hi. Edward Anthoni. MM. Nama lengkap beliau. Orang kebanyakan memanggil " Pak Ed.. ", jabatan aktif beliau Wakil Bupati Way Kanan. Namun tetap saja orang kebanyakan memanggil  " Pak Ed.. " Mungkin karena beliau sosok yang Humble, smart dan multitalenta yang pasti suka tertawa dan gemar menyapa.

Tanggal 6 Agustus 2020 , pukul 10.21 WIB, handset saya bergetar masuk pesan dari bapak yang mengabarkan keadaan dirinya yang sakit. Namun seterusnya seperti yang kita tahu bahwa bapak sakit terpapar "Covid 19", yang memaksa beliau harus istirahat dan kemudian wafat pada tanggal 16 Agustus 2020.pukul 04.30.wib.

Beliau adalah sosok yang sukses pada tiga matra sekaligus.

Matra Birokrat. Peran sebagai birokrat karir, beliau sukses menghantarkan Kabupaten Way Kanan mendapatkan predikat WTP dalam hal pengelolaan keuangan daerah.

Matra Sosiokuktural , peran beliau sebagai masyarakat dengan menjadi Ketua Ormas  Muhammadiyah ,  dua periode yang menghantarkan organisasi ini mengembangkan ortom-ortomnya, dan menyusun blueprint amal  usaha Muhammadiyah.

Matra Kekhususan, peran beliau sebagai akademisi di beberapa perguruan Tinggi. seperi Universitas Baturaja, Universitas Bandar Lampung, Universitas Muhammadiyah Lampung, STIH Muhammadiyah Kotabumi dan Dosen Luar Biasa di Universitas Lampung.

Tidak banyak orang yang mampu menjalankan tiga peran itu sekaligus seperti almarhum Pak Ed, yang akhirnya menghantarkan beliau menjadi Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia Organisasi Daerah Way Kanan (ICMI Orda Way Kanan).

Dalam sebuah obrolan sebelum saya berangkat untuk mengikuti kursus singkat kepemimpinan, beliau mengatakan " Dibuku Maxwell ditulis, Kepemimpinan itu persoalan "legacy", kita mau meninggalkan apa, sustainable gak.., kalo legacy mestinya sustainable, karena dia bersumber dari kebaikan Ilahiyah (Alquran dan Hadist) seperti Rasulullah SAW itu loh, gitu.. " Khas logat beliau sambil tangannya menunjuk ke buku "Djamaluddin Ancok".
Bapak sudah membuktikan bahwa bapaklah legacy. Berdakwah sambil bekerja, dan bekerja untuk dakwah. Kalimat Sami'na wa atho'na, bapak sederhanakan menjadi kata kata " bersyukur untuk sadar diri, tahu diri ". 
Allahumma firlahu warhamhu, WA a'fihi wa fuanhu. Selamat jalan bapak.

0 Comments:

Post a Comment