Senin, 17 Agustus 2020
Oleh: Indra, ZR
Kamis 6 Agustus 2020 pukul 10.21 wib, cuaca
mulai panas, transisi musim dari basah ke kering, dari hujan ke musim kemarau ,
suhu berkisar 33 derajat celcius kecepatan angin 11 km /perjam dengan visibilitas 16 KM sangat cerah sekali meskipun
kelembaban mencapai 56 , khas sekali untuk daerah river basin seperti
Blambangan Umpu. bersamaan itu handset saya bergetar dan masuk pesan singkat mengabarkan " In... Bapak Sakit.., sabtu kerumah", kalimat yang khas
dari orang tua kepada anak. Pesan itu dari bapak Edward Anthoni, Wakil Bupati
Way Kanan. Pesan itu kubalas singkat
" Iya.. yah".
Orang kebanyakan memanggilnya Pak Ed, saya
lebih sering memanggil Bapak. Perjumpaan kami pertama ketika saya menghantarkan
undangan kajian malam rabuan, di Masjid Agung Blambangan Umpu dimana saya dan
teman2 CPNS 2002 menginisiasi kajian
tersebut setelah bakda isya, dengan metode panel, minimal 2 narasumber, kajian
yang membahas khasanah keislaman,
seputar Mahdoh dan muamalah,
secara ringan namun serius dan makin lama makin ramai jamaahnya. Bahkan hujan
deras kondisi listrik padam kegiatan tetap maju jalan walau hanya dengan lilin.
Semangat sekali.
Tahun 2004, Saya ingat waktu itu tema yang
diangkat seputar kepemimpinan, kami sengaja meminta Pak Ed, menjadi narasumber.
Agar bicara keluar dari "pakem " Beliau yaitu keuangan daerah, ya pak Ed, salah satu tokoh keuangan daerah yang cukup panjang riwayat karir secara
teori dan empirik.
Saya ditugasi kawan kawan, untuk mencari narasumber. Dan tugas itu akhirnya menghantarkan
kami bertemu. Meskipun kami satu atap di sekretariat Pemda Way Kanan namun
kesibukan beliau sebagai Kepala Bagian
Keuangan, membuatnya jarang terlihat, atau mungkin saya yang jarang ketemu Pak
Ed.
Saat bertemu saya utarakan maksud dan tujuan
saya bertemu. Beliau menyanggupi dan memberikan beberapa buku kepada saya
tentang manajemen kepemimpinan, rupanya beliau suka membaca . Sebelum saya
beringsut pamit dia bertanya kepada saya dan cukup mengagetkan. " In... Kamu ini Muhammadiyah ya?.
" , saya langsung menjawab
" Iya pak ayah saya ketua Ranting Muhammadiyah Tanjung Karang 1980". Lalu beliau menjawab, " Ohh ya sudah kalau begitu, nanti kamu urus juga Muhammadiyah
disini'.
Selanjutnya intensitas pertemuan kami makin
sering mendiskusikan banyak hal, tentang sosial, budaya, fiskal dan bil khusus
Muhammadiyah. Yang berujung dibentuknya tim kecil untuk mempersiapkan terbentuk
Pengurus Daerah Muhammadiyah, dan ortom ortom yang ada.
Dalam hubungan komunikasi saya dan bapak,
bapak adalah salah satu mentor untuk saya, beliau sangat menghormati perbedaan
sikap dan pendapat. Pak Ed keras mendidik saya. " Kamu harus kuasai detail semua persoalan, kuliti akar masalahnya
pahami dan kerja pake aturan, supaya kamu ngerti semua itu makanya
sekolah! S2 terus S3! ".
Bapak pernah marah besar kepada saya ketika
saya tidak bersedia bergabung di keuangan karena alasan saya waktu itu, bahwa
passion saya dibidang hukum, saya
pengen betul menguasai hukum pemerintahan. Akhirnya beliau luluh dan berkata, " Ya sudah kamu dalami hukum , kalo
ada apa apa tentang hukum saya tanya kamu! ".
Begitulah seterusnya, saya di challenge dengan misi misi ke
Muhammadiyahan, bahu membahu bersama angkatan muda Muhammadiyah diantaranya
yaitu ; Mas Tohir, Kiay Hermansyah, Mas Joko, Mas Munawar, dan Bakaruddin, dengan
segala dinamika nya.
Saat ini bapak sakit, tapi saya yakin dan
berdoa kepada Allah SWT , bapak dan keluarga memenangkan pertempuran melawan Covid 19, dan saya yakin bahwa Allah SWT memaksa bapak untuk istirahat selama
beberapa hari kedepan.
Saya mencoba menenangkan batin saya,dan hari
ini 16 Agustus 2020 beliau wafat. Langit mendung, hati sedih. Tapi betapapun
kehilangan saya. Saya ikhlas, kami ikhlas. Doa kami... Bapak ditempatkan dalam
kemuliaan husnul Khotimah. Bapak menyelesaikan tugas dan keteladanan dengan
baik.
17 Agustus 2020, bendera Sang Saka merah
putih berkibar kibar ditiup angin musim panas, terbayang wajah ayahanda Edward
Anthoni, mata pun berlinang menetes di masker merah putih. Bendera yang
berkibar kibar itu mengabarkan kepada ku, Dia adalah laksana bendera
kebangsaan, dihormati dikenang, jadilah simbol kekuatan, jadilah dirimu energi
positif buat umat. Manusia itu berarti jika dia memberi manfaat untuk sesama.
jadilah Sang Pencerah laksana pusaka.
Blambangan Umpu, 17 Agustus 2020
Label: Muhammadiyah Corner