Pages

Jumat, 11 September 2020



Oleh : Prio Handoko, SH
Sekeretaris Bidang Hikmah PDPM Way Kanan
 
Rasanya kalimat tersebut tidaklah berlebihan jika saya lontarkan, karena nyatanya saya kenal dengan Organisasi Muhammadiyah  ketika  hijrah dari Lampung Timur ke Kabupaten Way Kanan.  Perkenalkan nama saya Prio Handoko akrab disapa Hand atau Prio bisa juga dipanggil dengan nama Ando biar agak kekinian. Hi.hi.hi. Saya bungsu dari sembilan bersaudara. Saya tumbuh dan berkembang di keluarga yang kental dengan nuansa Nahdlatul Ulama. Orang tua saya berbudaya kejawen sangat menjunjung tinggi  tradisi adat istiadat serta budaya Jawa. Tanpa saya sadari, rupanya sejak kecil saya sudah belajar ber-muhammadiyah walaupun secara  tidak sengaja. Hal tersebut dikarenakan saya sekolah di TK Aisyiyah dan  belajar mengaji di TPA dan RISMA yang ternyata guru mengaji saya merupakan Tokoh Muhammadiyah yang bukan kaleng-kaleng .Beliau adalah Mas Bambang Setiadi dan Mas Agus Riyanto, sosok yang cukup terkenal di Provinsi Lampung dengan bidang yang ditekuni oleh mereka masing-masing.

Kembali ke Laptop. Saya ingin bercerita mengenai perjalanan mengenal Muhammadiyah di Kabupaten Way Kanan, dimana semua itu bermula ketika saya menempuh pendidikan S1 Ilmu Hukum di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Muhammadiyah Kotabumi “Pokjar” Way Kanan. Kampus yang di “gagas” oleh orang-orang hebat yang mengajarkan  saya untuk menjadi pribadi yang anggun secara moral dan unggul dalam intelektual. Kemudian kampus yang  melahirkan banyak orang-orang sukses. Salah satu indikatornya adalah banyaknya lulusan/alumi yang menjadi  pejabat serta dua orang diantaranya menjadi Perwira POLRI. 

Di kampus ini saya “digandeng” oleh Alius Setiawan untuk mendirikan organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Saya yang saat itu masih cuek dan awam mengenai ke-Muhammadiyahan sedikit ragu untuk menerima ajakan tersebut. Namun jiwa organisatoris yang sejak SMP dan SMA  memang suka dan hobi berorganisasi meronta-ronta untuk menerima tantangan tersebut. Pada awal pembentukannya Saudara Antoniyus  datang jauh-jauh dari Bandar Lampung untuk mengesahkan Pimpinan Cabang IMM Way Kanan Periode 2008-2010. Hal yang menarik kala itu adalah ketika Saudara Antoniyus mengetuk palu sidang pengesahan diiringi pula suara petir yang sangat keras menggelegar di siang bolong

Berawal dari menjadi Ketua  PC IMM Way Kanan Periode 2010-2012 dan 2012-2014. Pada saat itu pelantikan PC IMM Way Kanan dihadiri  oleh Bapak Bupati  Tamanuri. Hal ini karena bertepatan dengan Agenda PDM dan Khitanan Masal. Saya mencoba mengenal lebih jauh dan mendalami apa itu Muhammadiyah. Semakin jauh saya belajar ternyata semakin jatuh cinta dan memantapkan hati untuk menjadi Kader Muhammadiyah yang bernafaskan Amar Makruf Nahi Munkar dengan slogannya  Fastabiqul Khairot. Lewat tulisan ini saya ingin menyebutkan orang-orang  yang menjadi mentor saya dalam berorganisasi dan ber-Muhammadiyah. Mereka adalah sang God Father Muhammadiyah Way  Kanan Ayahanda Edward Anthony (Alm), Ayahanda Budi Cipto Utomo, Ayahanda Suparjo, Ayahanda Joko Susanto dan Ayahanda Rudi Joko. Sedangkan tokoh-tokoh muda hebat adalah bang  Indra Zakaria, bang Erwan Bustami, Mas Munawar dan masih banyak lainnya. Alhamdulillah berkat bimbingan dan arahan para mentor tersebut saya sempat mengemban Amanah menjadi Ketua Bidang Infokom DPD IMM pada tingkat Provinsi. Pada saat bersamaan juga saya sempat menjadi penyelenggara pemilu di KPU dan Bawaslu. 

Seiring berjalannya waktu saya seakan tersentak setelah mengetahui ternyata di Kabupaten Way Kanan sangatlah kental dengan nuansa Muhammadiyah.  Dengan peta sebaran  amal usaha, tokoh dan warga persyarikatan yang tersebar hampir diseluruh kecamatan di bumi Ramik Ragom ini. Spirit mengamalkan surat Al-Ma’un yang diajarkan pendiri Muhammadiyah, K.H Ahmad Dahlan benar-benar menjadi pedoman warga Muhammadiyah Way Kanan. Gotong royong, membantu fakir miskin, melakukan khitanan Lazismu Way Kanan, mengobati orang yang sakit dan tertimpa musibah. Hal ini tidaklah mengherankan, karena sudah menjadi tradisi warga persyarikatan walaupun untuk persoalan biaya tidak jarang “merogoh” kocek pribadi. Hal semacam ini tidak menjadi masalah dan tidak mengendurkan semangat warga persyarikatan dalam berjuang. Bukankah memang prinsip warga Muhammadiyah adalah “Hidup hidupilah Muhammadiyah dan jangan mencari hidup di Muhammadiyah”.

Kini dengan adanya adanya Pengurus Cabang Muhammadiyah yang terbentuk pada tingkat kecamatan, Pengurus Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah pada setiap kecamatan, serta Ortom-Ortom lainnya.demikian juga dengan  kader Tapak Suci dengan prestasi  membanggakan, kader penggiat Literasi tingkat nasional, dan banyak lagi kader yang bikin “Keder”.  Semua itu menjadi motor penggerak Persyarikatan Muhammadiyah yang seakan membuktikan bahwa Organisasi Muhammaiyah benar-benar memberikan  kemaslahatan dan menjadi problem solving kebangsaan. Pergerakan Muhammadiyah Kabupaten Way Kanan benar-benar memberikan bukti  nyata  dengan Pemikiran-pemikirannya yang Visioner dan Moderat. Adanya Amal Usaha Pendidikan, LazisMu, Amal Usaha Ekonomi dengan Ayam Petelur-nya, Produksi Kopi NA, Amal Usaha di Bidang Kesehatan dengan kegitan Rutin yang dilaksanakan yaitu (Khitan Gratis), Bank Sampah, serta kegiatan-kegiatan lainnya sangat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat banyak. Ya, benar saja dengan semua capaian dan kondisi tersebut Itulah saya dapat menyimpulkan bahwa Muhammadiyah itu “Ada” di Kabupaten Way Kanan. Inysa Allah akan selalu ada hingga akhir hayat.  "Islam Agamaku Muhammadiyah Gerakanku".

Blambangan Umpu, 11 September 2020.

5 Comments:

  1. Unknown said...
    ngeri jg Immawan kita satu ini..he
    Unknown said...
    Mantap mas hand, saya juga semakin yakin dan memantapkanndiri bermuhamadiah, fastabiqulkhairot
    Unknown said...
    Masih Belajaran 😀
    Arif muchito said...
    Fastabiqul khairat,
    mantap mas hands sanitizer hehe
    Unknown said...
    Woow😎😎

Post a Comment