Rabu, 29 Juli 2020
111 TAHUN MILAD MUHAMMADIYAH; Logika Pengabdian Tanpa Batas
Diposting oleh ALI SHOLIHIN di Rabu, Juli 29, 2020
Oleh: Munawar, S.Fil.I, MA, Aktivis Muhammadiyah Way Kanan.
Apa yang terbersit dalam hati, dengan kata
Muhammadiyah? Jawaban dari pertanyaan itu, pasti berbeda-beda. Ada yang
mengatakan bahwa Muhammadiyah adalah Organisasi Islam. Ada juga yang mengatakan
gerakan amar ma’ruf nahi mungkar.
Muhammadiyah adalah organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan,
kesehatan, sosial dan ekonomi. Tentu masih banyak lagi jawaban yang akan diberikan.
Dalam
Matan Keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah diterangkan bahwa Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan
Dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an
dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil,
makmur yang diridhai Allah SWT, untuk malaksanakan fungsi dan misi manusia
sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam
yang melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi munkar dengan maksud dan tujuan
menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah berpandangan bahwa Agama Islam menyangkut
seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu’amalat
dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan dalam
kehidupan perseorangan maupun kolektif. Dengan
mengemban misi gerakan tersebut Muhammadiyah dapat mewujudkan atau
mengaktualisasikan Agama Islam menjadi rahmatan lil-’alamin dalam kehidupan di
muka bumi ini. (Lebih lanjut dapat dibaca dalam http://m.muhammadiyah.or.id/content-44-det-tentang-muhammadiyah.html).
Nah,
dari sini secara sederhana kita dapat melihat bahwa ruang lingkup pengabdian
Muhammadiyah tak terbatas. Muhammadiyah aktif dalam bidang pendidikan dengan
cara membangun sekolah, pondok pesantren bahkan Perguruan Tinggi. Dalam bidang
kesehatan, Muhammadiyah mendirikan klinik bahkan rumah sakit. Di era pandemi
covid-19 ini, terlihat Muhammadiyah sangat aktif terjun membantu masyarakat. di
bidang sosial-pun, Muhammadiyah mendirikan panti asuhan, pengembangan
filantropi (Lazismu) dan lainya. Sementara dalam bidang ekonomi, Muhammadiyah
juga sangat berperan bagi masyarakat.
Inilah
mengapa, -penulis- memilih logika pengabdian tanpa batas untuk Muhammadiyah
dalam Milad ke-111 ini. Bukan tanpa sebab, pengabdian yang di lakukan
Muhammadiyah sejak 1912 sampai dengan saat ini, tidak dapat dinilai. Artinya,
totalitas pengabdian Muhammadiyah benar-benar sebuah “nilai” yang tak ternilai.
Dengan
semangat pengabdian totalitas yang sudah dilakukan oleh Muhammadiyah, maka
eksistensi Muhammadiyah sudah tidak bisa diragukan lagi. Dengan bahasa lain,
Muhammadiyah telah berkhitmad untuk negeri, dari awal kelahiran, masa saat ini,
dan masa yang akan datang. Sungguh pengabdian yang luar biasa besarnya.
Tidak
kalah menariknya lagi adalah tentang brand
“Islam Berkemajuan”. Kata berkemajuan dalam sederhananya-menurut penulis-
bermakna “tidak berdiam diri”, “tidak statis”, “ingin berubah menjadi lebih
baik” dan makna-makna lainya yang banyak terdapat dalam referensi keilmuan. Itulah
mengapa brand tersebut sangat melekat
di Muhammadiyah.
Menurut
hemat penulis, bahwa Islam Berkemajuan sebuah keniscayaan. Islam Berkemajuan bukan
dimaknai dengan anggapan-anggapan yang tidak bertanggungjawab. Anggapan yang
tanpa didasari oleh ilmu pengetahuan itu justru menunjukkan ketidak mampuan dalam
memaknai sebuah ungkapan. Yakinlah, bahwa Islam Berkemajuan tidak berada pada
sebuah ruang hampa tanpa makna.
Menurut
Muhammad Qorib dalam “Kompasia.com”, tanggal
17 November 2018 disebutkan bahwa Islam berkemajuan bermuara pada predikat rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi
semua). Kalimat tersebut mengandung cita-cita kuat untuk merawat nilai-nilai
kemanusiaan, damai dengan alam sekitar dalam kerangka pengabdian kepada Allah.
Predikat rahmatan lil ‘alamin
berupaya menghidupkan kembali tiga relasi harmonis bagi terlaksananya kehidupan
di dunia ini, yaitu: relasi seoarang Muslim Kepada Allah, relasi seoarang
Muslim kepada sesama manusia dan tentu yang tidak boleh dilupakan adalah relasi
seorang Muslim kepada alam sekitar. Itulah hakikat Islam Berkemajuan.
Ketiga
relasi tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh. Hal ini menunjukkan bahwa
ketiga relasi tersebut menjadi bagian yang penting dalam berdakwah amar ma’ruf nahi mungkar. Sebuah relasi
yang mencangkup aspek-aspek ajaran agama Islam. Disinilah pemaknaan yang utuh dan
menyeluruh diperlukan dalam memahami brand
Islam Berkemajuan.
Dalam
konteks pengabdian, makna berkemajuan merupakan sebuah paradigma untuk “membebaskan”
Muhammadiyah dari belenggu-belenggu yang akan mengkerdilkan gerakan
Muhammadiyah itu sendiri. Muhammadiyah telah teruji dengan beragam “serangan” dari
pihak-pihak yang tidak menghendaki Muhammadiyah berkembang pesat. Beragam “serangan”
tersebut, justru membuktikan bahwa Muhammadiyah tetap konsisten dalam gerakan
dakwah Islam.
Muhammadiyah
akan terus mengabdikan diri bagi kepentingan umat manusia dan kepentingan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Wujud pengabdian tersebut sudah dirancang dengan
baik oleh kader-kader terbaik Muhammadiyah dan disyahkan dalam Muktamar sebagai
forum pengambil keputusan tertinggi.
Pada
milad Muhammadiyah ke-111 tahun 2020 ini, tentunya Muhammadiyah akan senantiasa
berkhidmat untuk negeri. Berkhidmat sepanjang masa tanpa kenal lelah, meskipun
muktamar Muhammadiyah di Solo diundur. Saya yakin semangat untuk berkiprah
memajukan peradaban manusia tiada pernah akan berhenti.
Sang
surya tetap bersinar dalam kondisi apapun. Senantiasa menyinari negeri yang
bernama Indonesia. Lihat lah logo milad Muhammadiyah ke-111. Dalam logo
tersebut dilukiskan tentang kiprah Muhammadiyah yang menjulang dalam bingkai
bendera merah putih. Logo ini-pun sebagai simbol bahwa Muhammadiyah akan
senantiasa mempersatukan Indonesia dengan berbagai keragamanya. Selamat milad
Muhammadiyah ke-111.
Label: Artikel Terkini