Rabu, 08 Januari 2014
Dengan melihat sejarah pertumbuhan
dan perkembangan persyarikatan Muhammadiyah sejak kelahirannya, memperhatikan
faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya, aspirasi, motif, dan
cita-citanya serta amal usaha dan gerakannya, nyata sekali bahwa didalammya terdapat
ciri-ciri khusus yang menjadi identitas dari hakikat atau jati diri
Persyarikatan Muhammadiyah. Secara jelas dapat diamati dengan mudah oleh
siapapun yang secara sepintas mau memperhatikan ciri-ciri perjuangan
Muhammdiyah itu adalah sebagai berikut.
1. Muhammadiyah adalah gerakan Islam
2. Muhammadiyah adalah gerakan dakwah
Islam amar ma’ruf nahi munkar
3. Muhammadiyah adalah gerakan tajdid
A. Muhammdiyah sebagai Gerakan Islam
Telah diuraikan dalam bab terdahulu
bahwa Persyarikatan Muhammadiyah dibangun oleh KH Ahmad Dahlan sebagi hasil
kongkrit dari telaah dan pendalaman (tadabbur) terhadap Alquranul Karim. Faktor
inilah yang sebenarnya paling utama yang mendorong berdirinya Muhammadiyah,
sedang faktor-faktor lainnya dapat dikatakan sebagai faktor penunjang atau
faktor perangsang semata. Dengan ketelitiannya yang sangat memadai pada setiap
mengkaji ayat-ayat Alquran, khususnya ketika menelaah surat Ali Imran,
ayat:104, maka akhirnya dilahirkan amalan kongkret, yaitu lahirnya Persyarikatan
Muhammadiyah. Kajian serupa ini telah dikembangkan sehingga dari hasil kajian
ayat-ayat tersebut oleh KHR Hadjid dinamakan “Ajaran KH Ahmad Dahlan dengan
kelompok 17, kelompok ayat-ayat Alquran”, yang didalammya tergambar secara
jelas asal-usul ruh, jiwa, nafas, semangat Muhammadiyah dalam pengabdiyannya
kepada Allah SWT.
Dari latar belakang berdirinya
Muhammadiyah seperti di atas jelaslah bahwa sesungguhnya kelahiran Muhammadiyah
itu tidak lain karena diilhami, dimotivasi, dan disemangati oleh ajaran-ajaran
Al-Qur’an karena itupula seluruh gerakannya tidak ada motif lain kecuali
semata-mata untuk merealisasikan prinsip-prinsip ajaran Islam. Segala yang
dilakukan Muhammadiyah, baik dalam bidang pendidikan dan pengajaran,
kemasyarakatan, kerumahtanggaan, perekonomian, dan sebagainya tidak dapat
dilepaskan dari usaha untuk mewujudkan dan melaksankan ajaran Islam. Tegasnya
gerakan Muhammadiyah hendak berusaha untuk menampilkan wajah Islam dalam wujud
yang riil, kongkret, dan nyata, yang dapat dihayati, dirasakan, dan dinikmati
oleh umat sebagai rahmatan lil’alamin.
B. Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah Islam
Ciri kedua dari gerakan Muhammadiyah
dikenal sebagai gerakan dakwah Islamiyah. Ciri yang kedua ini muncul sejak dari
kelahirannya dan tetap melekat tidak terpisahkan dalam jati diri Muahammadiyah.
Sebagaimana telah diuraikan dalam bab terdahulu bahwa faktor utama yang
mendorong berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah berasal dari pendalaman KHA
Dahlan terdapat ayat-ayat Alquran Alkarim, terutama sekali surat Ali Imran,
Ayat:104. Berdasarkan Surat Ali Imran, ayat : 104 inilah Muhammadiyah
meletakkan khittah atau strategi dasar perjuangannya, yaitu dakwah (menyeru,
mengajak) Islam, amar ma’ruf nahi munkar dengan masyarakat sebagai medan
juangnya. Gerakan Muhammadiyah berkiprah di tengah-tengah masyarakat bangsa
Indonesia dengan membangun berbagai ragam amal usaha yang benar-benar dapat
menyentuh hajat orang banyak seperti berbagai ragam lembaga pendidikan sejak
taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, membangun sekian banyak rumah sakit,
panti-panti asuhan dan sebagainya. Semua amal usaha Muhammadiyah seperti itu
tidak lain merupakan suatu manifestasi dakwah islamiyah. Semua amal usaha
diadakan dengan niat dan tujuan tunggal, yaitu untuk dijadikan sarana dan
wahana dakwah Islamiyah.
C. Muhammadiyah sebagi Gerakan Tajdid
Ciri ke tiga yang melekat pada
Persyarikatan Muhammadiyah adalah sebagai Gerakan Tajdid atau Gerakan
Reformasi. Muhammadiyah sejak semula menempatkan diri sebagai salah satu organisasi
yang berkhidmat menyebarluaskan ajaran Agama Islam sebagaimana yang tercantum
dalam Alquran dan Assunah, sekaligus memebersihkan berbagai amalan umat yang
terang-trangan menyimpang dari ajaran Islam, baik berupa khurafat, syirik,
maupun bid’ah lewat gerakan dakwah. Muhammadiyah sebagai salah satu mata rantai
dari gerakan tajdid yang diawali oleh ulama besar Ibnu Taimiyah sudah barang
tentu ada kesamaaan nafas, yaitu memerangi secara total berbagai penyimpangan
ajaran Islam seperti syirik, khurafat, bid’ah dan tajdid, sbab semua itu
merupakan benalu yang dapat merusak akidah dan ibadah seseorang.
Sifat Tajdid yang dikenakan pada
gerakan Muhammadiyah sebenarnya tidak hanya sebatas pengertian upaya memurnikan
ajaran Islam dari berbagai kotoran yang menempel pada tubuhnya, melainkan juga
termasuk upaya Muhammadiyah melakukan berbagai pembaharuan cara-cara
pelaksanaan Islam dalam kehidupan bermasyarakat, semacam memperbaharui cara
penyelenggaraan pendidikan, cara penyantunan terhadap fakir miskin dan anak
yatim, cara pengelolaan zakat fitrah dan zakat harta benda, cara pengelolaan
rumah sakit, pelaksanaan sholat Id dan pelaksanaan kurba dan sebagainya.
Untuk membedakan antara keduanya
maka tajdid dalam pengertian pemurnian dapat disebut purifikasi (purification)
dan tajdid dalam pembaharuan dapat disebut reformasi (reformation). Dalam
hubungan dengan salah satu ciri Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid, maka
Muhammadiyah dapat dinyatakan sebagai Gerakan Purifikasi dan Gerakan Reformasi.
Sumber: http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-176-det-ciri-perjuangan.html
Label: Pedoman Organisasi